29/06/2025

Festival Geopark Bojonegoro 2025: Harmoni Alam, Budaya, dan Semangat Menuju UNESCO Global Geopark

Festival Geopark Bojonegoro

Kayangan Api menjadi pusat penyelenggaraan Festival Geopark Bojonegoro 2025. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro berperan sebagai penyelenggara utama festival ini. Jambore Taruna Budaya menghadirkan kolaborasi pemuda dari berbagai daerah Indonesia. Geopark Bojonegoro saat ini berstatus Geopark Nasional dan sedang dalam proses menuju pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark.

Festival Geopark Bojonegoro 2025 berlangsung selama empat hari, dari 26 hingga 29 Juni 2025, dengan pusat acara di kawasan wisata Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Festival ini merupakan momentum penting dalam perjalanan Bojonegoro menuju pengakuan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp). Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menginisiasi festival ini sebagai bentuk promosi kekayaan geologi, budaya lokal, dan semangat kolaborasi masyarakat.

Tujuan dan Nilai Strategis Festival

Festival Geopark Bojonegoro bertujuan memperkenalkan keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan budaya (cultural diversity) Bojonegoro kepada masyarakat lokal dan wisatawan. Festival ini juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya pelestarian warisan alam dan budaya, sekaligus memperkuat posisi Bojonegoro sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menargetkan pengakuan internasional melalui UNESCO Global Geopark. Festival ini menjadi ajang untuk menunjukkan kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam memenuhi standar internasional pengelolaan geopark, termasuk aspek konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi berbasis pariwisata berkelanjutan.

Rangkaian Kegiatan Festival Geopark 2025

Festival Geopark Bojonegoro 2025 menghadirkan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, pelajar, pelaku wisata, hingga komunitas lintas daerah. Berikut beberapa agenda utama festival:

  • Ritual budaya dan tradisi, seperti pengambilan minyak di Wonocolo, pengambilan api di Kayangan Api, dan larung sesaji di Sungai Bengawan Solo.
  • GEO Adventure, petualangan menelusuri jejak sejarah geologi Bojonegoro, dimulai dari Pusat Informasi Geopark, Museum 13, Kampung Samin, hingga Padangan Heritage dan kawasan minyak tua Wonocolo.
  • Workshop dan pelatihan untuk generasi muda, mengangkat tema “Peran Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan” serta pelatihan pemanfaatan media sosial untuk promosi budaya.
  • Jambore Taruna Budaya, yang diikuti perwakilan pemuda dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia, menampilkan pentas seni, parade band, dan ekspresi budaya lintas daerah.
  • Hiburan rakyat, seperti Nguber Drummer feat. Oklik Bojonegoro, lomba mewarnai dan menggambar, parade musik, dan pagelaran seni tradisi.
  • Pameran Ekonomi Kreatif, menampilkan produk-produk UMKM dan kerajinan lokal.
  • Geopark Talk, diskusi interaktif mengenai pengelolaan geopark dan potensi wisata berbasis alam dan budaya.
Baca Juga :  Karnaval dan Grebeg Rombyong: Meriahnya Semarak Kemerdekaan di Meliwis Putih Bojonegoro
AgendaLokasi/Deskripsi
Ritual BudayaWonocolo, Kayangan Api, Sungai Bengawan Solo
GEO AdventurePusat Informasi Geopark, Museum 13, Kampung Samin, Padangan Heritage
Workshop PemudaEdukasi budaya dan promosi digital
Jambore Taruna BudayaPentas seni, parade band, lintas daerah
Hiburan RakyatNguber Drummer, lomba mewarnai, parade musik
Pameran Ekonomi KreatifProduk UMKM, kerajinan lokal
Geopark TalkDiskusi pengelolaan geopark

Geosite Ikonik dan Potensi Wisata Geopark Bojonegoro

Geopark Bojonegoro terdiri atas 16 geosite, 3 biosite, dan 8 culturalsite yang tersebar di 10 kecamatan. Geosite merupakan situs geologi yang memiliki nilai ilmiah, edukasi, dan wisata. Berikut beberapa geosite ikonik:

  • Teksas Wonocolo: Ladang minyak bumi tradisional yang beroperasi sejak abad ke-18, dikenal sebagai “Little Texas” Indonesia.
  • Antiklin Kawengan: Gugusan perbukitan dengan struktur lipatan batuan, kaya minyak bumi, dan menjadi lokasi eksploitasi minyak tradisional.
  • Kayangan Api: Sumber api abadi yang tidak pernah padam, menjadi lokasi wisata dan pusat festival.
  • Negeri Atas Angin: Perbukitan indah dengan struktur geologi unik, populer untuk wisata alam dan fotografi.
  • Banyu Kuning: Mata air hangat dengan kandungan mineral tinggi, menawarkan potensi wisata kesehatan dan edukasi geologi.

Geopark Bojonegoro juga mengangkat tema Petroleum dan Gas, satu-satunya di Pulau Jawa yang mengusung tema ini. Potensi wisata berbasis geowisata dan budaya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Baca Juga :  Pesona Tayub Bojonegoro: Menelusuri Kekayaan Budaya Jawa

Peran Pemuda dan Komunitas dalam Festival

Festival Geopark Bojonegoro menempatkan pemuda sebagai motor penggerak utama. Jambore Taruna Budaya menjadi wadah bagi kolaborasi lintas daerah, memperkuat jejaring komunitas, dan membangun rasa kepemilikan terhadap warisan budaya dan alam. Workshop dan pelatihan digitalisasi budaya mendorong generasi muda untuk aktif mempromosikan potensi daerah melalui media sosial dan teknologi.

Kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, pelaku wisata, dan pelaku ekonomi kreatif menjadi kunci keberhasilan festival. Keterlibatan berbagai pihak menciptakan sinergi positif untuk pelestarian dan pengembangan geopark secara berkelanjutan.

Upaya Menuju UNESCO Global Geopark

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro serius mengusulkan Geopark Bojonegoro menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Proses menuju pengakuan internasional melibatkan penilaian dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), penyusunan masterplan, dan sinergi lintas sektor, termasuk dengan Pertamina, Perhutani, Kementerian Lingkungan Hidup, dan BUMN.

Rencana Induk Pengembangan Geopark Bojonegoro telah disusun sebagai syarat utama pengajuan ke UNESCO. Validasi masterplan dan verifikasi lapangan menjadi tahapan penting dalam proses ini. Pemerintah daerah juga menggandeng Bappenas dan kementerian terkait untuk memperkuat kesiapan infrastruktur, regulasi, dan sumber daya manusia.

Pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark akan memberikan manfaat besar, termasuk peningkatan daya tarik wisata, penguatan ekonomi lokal, dan pelestarian lingkungan berbasis partisipasi masyarakat.

Dampak Festival bagi Masyarakat dan Ekonomi Lokal

Festival Geopark Bojonegoro memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain:

  • Meningkatkan kunjungan wisatawan dan pendapatan pelaku usaha lokal melalui pameran ekonomi kreatif dan produk UMKM.
  • Mendorong pelestarian budaya dan tradisi lokal melalui pentas seni, ritual adat, dan parade budaya.
  • Memberikan edukasi geologi, lingkungan, dan budaya kepada generasi muda dan masyarakat umum.
  • Memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Bojonegoro terhadap warisan alam dan budaya daerah.

Festival Geopark Bojonegoro 2025 menghadirkan pengalaman unik yang memadukan pesona alam, kekayaan budaya, dan semangat kolaborasi lintas generasi. Terima kasih sudah membaca artikel ini hingga akhir, semoga informasi yang disajikan bisa menambah wawasan dan inspirasi. Jangan ragu untuk kembali berkunjung di lain waktu, karena Bojonegoro dan festivalnya selalu punya cerita baru yang menarik untuk dinikmati bersama!

Presiden Prabowo
Previous Story

Presiden Prabowo Batal Kunjungi Bojonegoro, Peresmian Peningkatan Produksi Blok Cepu Dilakukan Secara Virtual

presiden yang gagal ke Bojonegoro
Next Story

Daftar Presiden yang Gagal ke Bojonegoro: Antara Fakta, Mitos, dan Realita

Go toTop