Kayangan Api merupakan sumber api abadi yang terletak di kawasan hutan lindung Desa Sendangharjo. Desa Sendangharjo berada di wilayah administratif Kecamatan Ngasem yang menjadi bagian dari Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Fenomena geologi unik ini menciptakan api yang tidak pernah padam meskipun diguyur hujan deras sekalipun.
Fenomena Geologi yang Menakjubkan
Kayangan Api merupakan kompleks fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api. Gas alam yang keluar melalui rekahan atau zona lemah di bebatuan sebagian besar terdiri dari gas metana, etana, dan propana. Proses ini menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.
Di dekat titik semburan gas, terdapat mata air yang mengeluarkan bau menyengat karena kandungan belerang. Kondisi geologi ini menyebabkan sumber api di Kayangan Api masih terus menyala hingga saat ini. Fenomena serupa sangat langka di dunia, dengan perkiraan kurang dari 50 lokasi api abadi yang ada secara global.
Proses Pembentukan Api Abadi
Fenomena api abadi terjadi ketika gas alam yang mudah terbakar di bawah tanah mengalir ke permukaan dari reservoir bertekanan. Gas alam mengalir melalui retakan atau lubang di bebatuan, dan dalam kondisi khusus ketika gas yang mencapai permukaan memiliki konsentrasi metana yang cukup tinggi, gas tersebut dapat terbakar secara otomatis. Didorong oleh emisi gas yang terus-menerus, api dapat menyala selama ribuan tahun.
Sejarah dan Legenda Kayangan Api
Jejak Kerajaan Majapahit
Kayangan Api diperkirakan telah berpijar sejak zaman Kerajaan Majapahit, yaitu sekitar abad ke-14. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit (1293-1527), wilayah yang sekarang dikenal sebagai Bojonegoro merupakan bagian dari kerajaan ini. Bojonegoro menjadi salah satu lumbung pangan penting bagi kerajaan Majapahit karena letaknya yang strategis di dataran subur dengan aliran Sungai Bengawan Solo.
Legenda Mbah Kriyo Kusumo
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa, lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Pada zaman tersebut, api kerap digunakan sebagai tempat pertapaan oleh Mbah Kriyo Kusumo.
Legenda masyarakat setempat menyebutkan bahwa api muncul setelah Mbah Kriyo pulang dari tempat pertapaannya. Pada saat itu, dia membawa api dari tengah hutan dan langsung menyalakan di dekat tempat pertapaannya, yaitu lokasi Api Kayangan saat ini. Lokasi tempat Mbah Kriyo bertapa juga digunakan untuk membuat benda pusaka.
Pusaka dan Keahlian Empu Supa
Pusaka yang dibuat berupa Keris Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo, tombak, cundrik, dan lain sebagainya. Dengan keahlian tersebut, Mbah Kriyo diangkat menjadi Empu Majapahit dan mendapatkan gelar Empu Kriya Kusuma atau dikenal juga Empu Supa. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang, dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka.
Nilai Kesakralan dan Tradisi

Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat sekitar sumber api menganggap api tersebut keramat. Berdasarkan cerita masyarakat setempat, api hanya dapat diambil jika ada upacara penting, seperti Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X. Lokasi Kayangan Api saat ini sering digunakan oleh penduduk setempat untuk berdoa atau melakukan upacara penting.
Ritual Pengambilan Api
Pengambilan api harus dilakukan dengan sejumlah persyaratan, seperti selamatan dan tayuban dengan gending eling-eling, wani-wani, dan gending gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tanpa ditemani oleh siapapun. Pada hari-hari tertentu seperti Jumat Pahing, lokasi tersebut banyak dikunjungi orang dengan maksud tertentu.
Peran dalam Acara Nasional
Kayangan Api pernah menjadi tempat pengambilan api pada perhelatan PON (Pekan Olahraga Nasional). Pada tahun 2000, Kayangan Api digunakan untuk mengambil api sebagai simbol semangat dan persatuan para atlet yang berkompetisi dalam PON XV Jawa Timur. Api dari Kayangan Api juga pernah diambil untuk menyalakan api di Istora Senayan.
Informasi Praktis untuk Wisatawan
Lokasi dan Akses
Kayangan Api terletak di Ngembul, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Lokasi ini berjarak sekitar 20-25 km dari pusat kota Bojonegoro, atau sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi. Jalan menuju lokasi sudah beraspal dan mudah dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Jam Operasional dan Tiket
| Informasi | Detail |
|---|---|
| Jam Buka | 24 jam setiap hari |
| Tiket Masuk | Rp 7.500 per orang |
Fasilitas yang Tersedia
Wisata Kayangan Api sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai:
- Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua dan empat
- Toilet dan mushola untuk kenyamanan pengunjung
- Warung makan yang menyediakan berbagai makanan dan minuman
- Pendopo sebagai tempat beristirahat
- Gazebo untuk bersantai sambil menikmati pemandangan
- Camping ground dengan fasilitas lengkap bagi yang ingin berkemah
- Jalan penghubung yang sudah diperbaiki menuju lokasi
Cara Menuju Kayangan Api
Pengunjung dapat mencapai Kayangan Api dengan berbagai cara:
- Kendaraan pribadi: Dari pusat kota Bojonegoro menuju arah selatan sekitar 20 km
- Ojek: Tersedia jasa ojek dari pusat kota
- Tur wisata: Bergabung dengan paket wisata yang tersedia
- Sewa mobil: Menyewa mobil di hotel atau penginapan
Dari Alun-alun Bojonegoro, perjalanan memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 20 kilometer. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi pemandangan hutan jati yang menjulang tinggi.
Daya Tarik Wisata
Keindahan Alam
Kayangan Api berada di kawasan hutan lindung yang masih asri. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan sekitar 42,29% dari luas desa. Lokasi ini sangat cocok untuk wisata alam karena dikelilingi oleh hutan jati yang rindang. Udara yang sejuk dan pemandangan alam yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri.
Pengalaman Spiritual
Bagi wisatawan yang mencari pengalaman spiritual, Kayangan Api menawarkan suasana yang tenang dan sakral. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi, berdoa, atau sekadar menikmati ketenangan alam. Lokasi ini juga cocok untuk kegiatan outbound atau camping.
Fotografi
Kayangan Api menawarkan objek fotografi yang unik, terutama pada sore hingga malam hari ketika api terlihat lebih jelas. Pemandangan api abadi yang dikelilingi hutan jati menciptakan suasana yang mistis dan menarik untuk diabadikan.
Pelestarian dan Konservasi
Status Hutan Lindung
Kayangan Api berada dalam kawasan hutan lindung yang dilindungi oleh pemerintah. Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah.
Upaya Konservasi
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bersama Perhutani telah menandatangani kesepakatan untuk pengembangan dan pengelolaan Wana Wisata Kayangan Api. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya alam, perekonomian daerah, dan menumbuhkan perekonomian masyarakat desa hutan dengan tetap memperhatikan aspek konservasi dan kelestarian hutan.
Pengembangan Berkelanjutan
Rencana pengembangan wisata Kayangan Api diarahkan pada peningkatan fasilitas transportasi, akomodasi, dan telekomunikasi yang memadai. Pada tahun 2015, pemerintah menyiapkan anggaran APBD sebesar 1,5 miliar rupiah untuk rehabilitasi sarana prasarana Wana Wisata Kayangan Api.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Peningkatan Kunjungan Wisatawan
Kayangan Api menjadi salah satu destinasi wisata di Bojonegoro yang paling ramai dikunjungi, terutama pada musim liburan. Pada libur lebaran 2024, pengunjung wisata Kayangan Api naik drastis hingga 100 persen dari hari-hari biasa. Puncak kunjungan wisatawan didominasi oleh wisatawan dari luar Bojonegoro.
Perekonomian Masyarakat
Keberadaan wisata Kayangan Api memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Banyak warga yang membuka usaha warung makan, jasa ojek, dan penjualan oleh-oleh untuk melayani wisatawan. Hal ini turut meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan.
Tips Berkunjung
Waktu Terbaik
Meskipun Kayangan Api buka 24 jam, waktu terbaik untuk berkunjung adalah:
- Sore hari: Api terlihat lebih jelas dan cocok untuk fotografi
- Malam hari: Suasana lebih mistis dan api lebih terlihat
- Pagi hari: Udara lebih sejuk dan pengunjung belum ramai
Persiapan Kunjungan
- Pakaian: Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai untuk berjalan di area hutan
- Perlengkapan: Bawa kamera, air minum, dan obat anti nyamuk
- Keamanan: Patuhi peraturan dan jangan memasuki area yang dilarang
- Lingkungan: Jaga kebersihan dan kelestarian alam
Kayangan Api Bojonegoro adalah salah satu Geopark Bojonegoro merupakan destinasi wisata yang menggabungkan keajaiban alam, nilai sejarah, dan pengalaman spiritual dalam satu lokasi. Fenomena api abadi yang telah menyala sejak zaman Majapahit ini terus memikat wisatawan dari berbagai daerah. Dengan fasilitas yang memadai dan akses yang mudah, Kayangan Api menjadi pilihan tepat untuk wisata alam yang edukatif dan menyegarkan. Keberadaannya tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang unik, tetapi juga turut meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar sambil tetap menjaga kelestarian hutan lindung yang menjadi habitat alami. Bagi para pencinta alam dan sejarah, Kayangan Api menawarkan pengalaman yang tak terlupakan di tengah keindahan hutan jati yang masih asri.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Kayangan Api Bojonegoro ini. Semoga informasi yang disajikan dapat membantu merencanakan kunjungan ke destinasi wisata yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk selalu menjaga kelestarian alam dan menghormati nilai-nilai kesakralan yang ada di lokasi ini. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, dan selamat menjelajahi keajaiban alam Indonesia yang tak ada habisnya!