Penangkaran Rusa Malo berlokasi di Desa Malo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Penangkaran ini menempati area sekitar 4.800 meter persegi di kawasan Perhutani BKPH Malo. Rusa Jawa (Cervus timorensis) menjadi satwa utama yang dibudidayakan di lokasi ini. Perhutani KPH Parengan dan Pertamina EP Asset 4 menjadi pihak yang berperan dalam pengelolaan dan pengembangan penangkaran sejak tahun 2014.
Sejarah dan Latar Belakang Penangkaran
Penangkaran Rusa Malo berdiri sejak tahun 2014. Program ini bermula dari hibah rusa Jawa sebanyak 13 ekor yang berasal dari Blitar dan didukung oleh dana dari Pertamina EP Asset 4 Cepu melalui program CSR. KPH Parengan menjadi pengelola utama penangkaran. Tujuan utama pendirian penangkaran adalah pelestarian satwa langka dan peningkatan edukasi masyarakat tentang konservasi.
Fakultas Kehutanan UGM ikut terlibat dalam kajian kesesuaian lokasi dan pengembangan habitat rusa. Penangkaran ini diresmikan oleh Bupati Bojonegoro dan terus mengalami perkembangan dari segi populasi dan fasilitas.
Lokasi Penangkaran Rusa Malo
Penangkaran Rusa Malo terletak sekitar 20-21 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro. Lokasinya berada di samping kantor BKPH Malo, KPH Parengan, dan mudah diakses melalui jalan raya. Pengunjung dapat menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor dari Alun-Alun Bojonegoro.

Papan informasi penangkaran terpasang di tepi jalan raya Kalitidu, memudahkan wisatawan menemukan lokasi. Area sekitar penangkaran juga dekat dengan wisata edukasi gerabah di Desa Rendeng dan kawasan wisata Migas Teksas Wonocolo.
Fasilitas dan Kondisi Penangkaran Rusa
Penangkaran memiliki kandang berukuran 4.800 meter persegi yang terbuat dari besi, seng, dan kawat. Kandang terdiri dari beberapa zona, termasuk kandang jepit untuk persalinan dan penyapihan indukan. Ketersediaan pakan alami seperti rumput dan semak sangat memadai untuk kebutuhan rusa.
Fasilitas pendukung seperti pos penjagaan, toilet, dan shelter telah dibangun, meski masih terdapat kekurangan pada sarana dan prasarana. Penjual makanan dan minuman di sekitar lokasi masih minim. Dua petugas utama bertanggung jawab penuh atas perawatan dan pemberian pakan rusa.
4. Populasi dan Konservasi Rusa Jawa
Rusa Jawa atau Cervus timorensis menjadi fokus utama konservasi di penangkaran ini. Populasi awal sebanyak 13 ekor pada tahun 2014 kini berkembang menjadi sekitar 27-48 ekor, tergantung sumber data dan tahun pengamatan. Beberapa rusa juga telah dipindahkan ke objek wisata lain seperti Prataan, Desa Wukihajo, Parengan, Tuban.
Kesehatan rusa dijaga dengan ketat. Petugas melarang pengunjung memberi makan langsung untuk mencegah persaingan dan stres pada rusa. Anak rusa yang baru lahir ditempatkan di kandang penyapihan guna menekan angka kematian akibat gangguan dari rusa dewasa.
Tabel berikut merangkum perkembangan populasi rusa di Penangkaran Malo:
| Tahun | Populasi Awal | Populasi Terkini | Catatan |
|---|---|---|---|
| 2014 | 13 ekor | – | Hibah dari Blitar |
| 2020 | – | 24 ekor | Data BKPH Malo |
| 2023 | – | 48 ekor | Termasuk di lokasi lain |
| 2025 | – | 27-34 ekor | Fluktuasi, ada yang dipindah dan lepas |
5. Edukasi dan Wisata
Penangkaran Rusa Malo terbuka untuk umum dan gratis. Tempat ini menjadi destinasi wisata edukasi favorit, terutama bagi anak-anak TK, pelajar, dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian. Pengunjung dapat melihat langsung perilaku rusa Jawa yang dilindungi dan belajar mengenai konservasi satwa.
Pada musim liburan, jumlah pengunjung bisa mencapai ratusan orang per hari. Pengelola berencana menambah spot foto dan wahana edukasi agar penangkaran semakin menarik. Kegiatan memberi makan rusa hanya dilakukan oleh petugas untuk menjaga keamanan dan kesehatan satwa.
6. Tantangan dan Harapan Pengelolaan
Penangkaran menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan fasilitas, kerusakan kandang, dan minimnya perhatian dari pemerintah daerah. Beberapa rusa sempat lepas akibat kandang jebol. Pengelola berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pemerintah desa dan kabupaten untuk pengembangan sarana dan prasarana.
Kerja sama antara Perhutani, Pertamina, dan masyarakat menjadi kunci keberlanjutan penangkaran. Rencana pengembangan wisata edukasi dan penambahan fasilitas terus diupayakan agar penangkaran dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan.
7. Tabel Data Penangkaran Rusa Malo
| Aspek | Data/Informasi |
|---|---|
| Lokasi | Desa Malo, Kecamatan Malo, Bojonegoro |
| Luas Area | 4.800 m² |
| Satwa Utama | Rusa Jawa (Cervus timorensis) |
| Pengelola | Perhutani KPH Parengan, Pertamina EP Asset 4 |
| Populasi Awal | 13 ekor (2014) |
| Populasi Terkini | 27-48 ekor (2023-2025) |
| Fasilitas | Kandang besi, kandang jepit, pos penjagaan, toilet, shelter |
| Akses | 20-21 km dari pusat Kota Bojonegoro, dekat jalan raya |
| Wisata | Edukasi, gratis, terbuka untuk umum |
| Tantangan | Sarpras kurang, kandang rusak, minim perhatian pemda |
| Rencana Pengembangan | Penambahan spot foto, wahana edukasi, kerja sama desa |
| Dukungan Akademik | Fakultas Kehutanan UGM |
| Program CSR | Pertamina EP Asset 4 |
| Penempatan Lain | Prataan Tuban, rencana pelepasan ke Tahura Raden Soeryo Malang |
| Pengunjung | Anak TK, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum |
| Larangan | Pengunjung tidak boleh memberi makan langsung ke rusa |
Penangkaran Rusa Malo merupakan salah satu Geoprak Bojonegoro yang menghadirkan pengalaman unik dan edukatif bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dekat satwa langka Rusa Jawa di Bojonegoro. Tempat ini bukan sekadar lokasi konservasi, tetapi juga ruang belajar dan rekreasi yang ramah untuk keluarga dan pelajar. Terima kasih sudah membaca dan semoga artikel ini bermanfaat. Jangan ragu untuk berkunjung ke Penangkaran Rusa Malo dan rasakan sendiri keasrian serta kehangatan suasananya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!